Dalammembuat pola Baju , tentunya ada beberapa pola dasar yang perlu kita ketahui,diantaranya : 1.Pola badan bagian atas, yaitu pola yang mengambil bagian badan dari bahu sampai kepinggang, yang biasa kita sebut sebagai pola badan bagian muka dan belakang. 2.Pola badan bagian bawah yaitu pola badan yang mengambil ukuran dari pinggang sampai
Pola metode So-en yaitu menggambar atau membuat gambar pola baju berdasarkan cara dari Bunka Fashion College dan sistem Dressmaking dari sekolah Dressmaker Jogakuin sekarang Dressmaker Gakuin. Bunka Fashion Collage merupakan sekolah menjahit baju barat untuk anak dan wanita yang didirikan oleh Isaburo Namiki pada tahun 1919. Perkembangan Bunka Fashion Collage yang begitu pesat, mendorong lahirnya majalah So-En pada tahun 1936 yang mempublikasikan kreasi pola pakaian para alumni sekolah desain tersebut. Sebagai majalah yang memuat cara membuat pola dan menjahit pakaian, majalah So-En mampu mempertahankan eksistensinya hingga tahun 2005 dan berlanjut sebagai majalah industri busana hingga saat ini. A. Cara Mengambil Ukuran Lingkar Badan diukur sekeliling badan terbesar dengan posisi cm tidak terlalu kencang dan tidak terlalu longgar. Lingkar Pinggang diukur pas sekeliling pinggang Panjang Punggung diukur dari tulang belakang lurus sampai batas pinggang Panjang Lengan diukur dari bahu terendah sampai panjang yang diinginkan Tinggi Panggul diukur dari pinggang sampai batas panggul terbesar pada bagian belakang Lingkar Panggul ; diukur melingkar pada pinggul yang paling tebal secara horizontal dengan tidak terlalu ketat Panjang Rok diukur dari pinggang sampai panjang rok yang diinginkan B. Ukuran yang dibutuhkan untuk menggambar pola dasar sistem So-en Lingkar Badan 88 cm Lingkar Pinggang 66 cm Panjang Punggung 37 cm Panjang Lengan 24 cm Tinggi Panggul 16 cm Lingkar Panggul 96 cm Panjang Rok 50 cm C. Cara menggambar pola dasar sistem So-en skala 16 a Pola dasar badan Menggambar pola konstruksi sistem So-en, dimulai dengan ukuran badan. Cara mengkonstruksi pola badan yaitu A - B = ½ ukuran lingkar badan ditambah 5 cm.. A dan B dihubungkan dengan garis putus-putus. A - C = 1/6 lingkar badan ditambah 7 cm. A - D = ukuran panjang punggung. Buat garis empat persegi dari A ke B, A ke D, D ke D1 dan B ke D1 dan C ke E dihubungkan dengan garis putus-putus. Garis C dengan E dibagi dua dengan nama E1. E1 - E2 = 0,5 cm. E2 dibuat garis bantu sampai ke garis pinggang diberi nama titik Dengan demikian selisih pola badan bagian muka dengan pola badan bagian belakang adalah 1 cm. C - F = 1/6 lingkar badan ditambah 4,5 cm buat garis vertikal. A - A1 = 1/20 lingkar badan ditambah 2,7 cm. A dengan A1 dibagi tiga, sepertiga bagian dipindahkan dari A1 ke A2, lalu dibuat garis leher belakang seperti gambar. a - a1 = A1 - A2. a1 - a2 = 2 cm. Hubungkan titik A2 dengan a2, ukuran panjang bahu dibagi dua dinamai titik H. H - H1 = 6 cmpanjang kup, dengan lebar kup 2 cm, lalu buat kup seperti gambar. Buat garis lingkar kerung lengan belakang mulai dari a2 terus ke E2 dengan besar lekukan pada ketiak berpedoman kepada ½ jarak dari F dengan E2 dan ditambah 0,5 cm. d - d1 = 2 cm, lalu dihubungkan dengan E2 garis sisi pola belakang. D - d3 = 1/10 lingkar pinggang. Hubungkan d3 dengan H. D - d3 ditambah d1 - d2 = ¼ lingkar pinggang. d2 - d3 = besar kup. B - B1 = A - A1. B - B2 = B - B1. B1 - X = 0,5 cm. B1 dengan B2 dibuat garis persegi, pada sudutnya dinamakan titik O. Titik O dan B2 dibagi dua, setengah bagian dipindahkan ke garis O dan B diberi nama titik O1. Hubungkan X dengan O1 terus ke B2 seperti gambar garis leher pola bagian muka E - F1 = 1/6 ukuran lingkar badan ditambah 3 cm. Buat garis vertikal sampai kegaris A dengan B, dinamakan titik b. b - b1 = 2 kali ukuran a - a1 Ukur panjang bahu dari X ke X1, melalui titik b1 F1 - f1 = ½ F - E2 Bentuk lingkar kerung lengan pola bagian muka mulai dari X1 melalui f1 menuju E2 seperti gambar D1 - G = O - O1. d - g = 2 cm G - G1 = 1/10 lingkar pinggang, hubungkan g dengan E2 G - G1 ditambah G2 - g = ¼ lingkar pinggang G1 - G2 = besar kup, pada garis tengah antara G1 dengan G2 dibuat garis bantu sampai ke garis badan, diturunkan 4 cm, lalu dihubungkan dengan G1 dan G2 Besar kup pola so-en ditentukan oleh perbandingan ukuran lingkar badan dengan lingkar pinggang, jika perbedaan ukurannya banyak maka kupnya menjadi besar, karena pada sisi jaraknya hanya 2cm. Jika ditemukan ukuran kup lebih dari 4 cm, sebaiknya kup dipecah menjadi dua dengan ukuran yang sama besar, antara kup yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua cm, dan panjang kup yang kedua dikurangi 2 cm dari kup utama. b Pola lengan Ukuran yang diperlukan - Lingkar kerung lengan 40 cm diukur dari pola badan muka dan belakang - Panjang lengan 24 cm - Tinggi puncak lengan 12 cm Keterangan pola lengan A - B = panjang lengan. A - C = ¼ ukuran lingkar kerung lengan ditambah 3 cm tinggi puncak lengan. A - E = ½ ukuran lingkar kerung lengan. A - F = ½ ukuran lingkar kerung lengan ditambah 1,5 cm. A - A1 = 1/3 A – F. A - A3 = 1/3 A - E. E1 = 1/3 dari E - A. A1 - A2 = 1,5 cm. A3 - A4 = 1,8 cm. E1 - E2 = 1,3 cm. Hubungkan F dengan A2 terus ke A lingkar kerung lengan bagian belakang, hubungkan A dengan A4 terus ke E2 dan E seperti gambar lingkar kerung lengan bagian muka Untuk membentuk sisi lengan pola dasar sitem So-en, tergantung pada ukuran panjang lengan. Untuk lengan panjang ujung lengan dibentuk pada bagian muka dan belakang, sedangkan untuk lengan pendek ujung lengan tidak dibentuk. Untuk lebih jelasnya akan digambar kedua ukuran yaitu lengan pendek dan lengan panjang. Untuk menentukan lengan panjang, dibuat garis vertikal dari titik E dan F sampai panjang lengan. Garis B dan B1 dibagi dua. B1 - B2 = 1 cm lalu bentuk seperti gambar pola bagian muka. J - j1 = 1 cm, lalu bentuk seperti gambar pola bagian belakang. Untuk menentukan lengan pendek, diukur dari titik A ke O panjang lengan, buat garis horizontal dari O ke H dan dari O ke G. H - H1 = 2 cm, hubungkan H1 dengan E seperti gambar sisi lengan bagian muka. G - G1 = 2 cm, hubungkan F dengan G1 seperti gambar sisi lengan bagian belakang c Pola rok Ukuran yang diperlukan - Lingkar pinggang = 66 cm - Tinggi panggul = 16 cm - Lingkar Panggul = 96 cm - Panjang Rok = 50 cm Keterangan pola rok A - A1 = 1 cm A1 - B = ¼ lingkar pinggang dikurang 1 cm ditambah 2 cm lipit kup. B - B1 = 0,7 cm. Hubungkan A1 dengan B1 seperti gambar garis pinggang pola belakang. A1 - A2 = 1/10 lingkar pinggang. A2 - A3 = 2 cm lipit Kup. Untuk membentuk lipit kup, besar lipit kup dibagi dua dinamakan titik A4. A4 - A5 = panjang kup, dibuat garis putus-putus. A5 - A6 = 0,5 cm. Hubungkan titik A2 dengan A6 dan A3 dengan A6. A1 - C = tinggi panggul. C - D = ½ lingkar panggul ditambah 2 cm, dihubungkan dengan garis putus-putus. C - E = ¼ lingkar panggul setengah C dengan D. A - F = ukuran panjang rok. F - I = C - D F - F1 = C - E. Hubungkan B1 dengan E, membentuk garis sisi panggul, terus ke F1. I - G = panjang rok. G - H = ¼ lingkar pinggang ditambah 3 cm 2 cm untuk besar kup, dan 1 cm untuk membedakan pola rok muka dengan belakang. H - H1 = 0,7 cm. Hubungkan G dengan H1 seperti gambar garis pinggang pola bagian muka. G - G1 = 1/10 lingkar pinggang. G1 - G2 = 2 cm. G3 = besar lipit kup dibagi dua G3 - G4 = panjang kup, dibuat garis putus-putus. G4 - G5 = 0,5 cm Hubungkan titik G1 dengan G5 dan G2 dengan G5. Hubungkan H1 dengan E, membentuk garis sisi panggul terus ke F1.
Adapunlangkah-langkah dalam mendaraping pola dasar bagian muka dan bagian belakang pada dress form secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pola Badan Bagian Depan Lekatkan kain muslin pada garis TM dress form bagian kanan lalu sematkan jarum pada puncak dada, garis pengah muka, garis sisi, garis leher dan garis pinggang dress form.
Menggambar pola bisa dimulai dari pola belakang terlebih dahulu. Yukk, simak penjelasannya di bawah ini Gambar Pola dasar badan depan dan belakang A – B = ½ ukuran lingkar – C = ¼ lingkar badan ditambah 1 – B1 = 1,5 – D = ukuran panjang punggung, buat garis horizontal ketitik – B2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 titik B1 dengan B2 seperti gambar leher belakang.C – C1 = 5 cm, hubungkan ke titik B2 dengan garis putus-putus garis bantu.B2 dipindahkan ukuran panjang bahu melalui garis bantu diberi nama titik B3B3 – B4 = 1 cm, samakan ukuran B2 ke B4 dan dihubungkan dengan garis – G = ½ panjang punggung ditambah 1 cm, buat garis horizontal kekiri dan beri nama titik – G1 = 9 – F1 = ½ lebar punggung buat garis batas lebar punggung.Bentuk garis lingkar kerung lengan belakang mulai dari titik B4 menuju F1 terus ke F seperti – D1 = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 cm besar lipit kup dikurang 1 – D2 = 1/10 lingkar – D3 = 3 cm besar lipit kup.Dari D2 dan D3 dibagi 2, dibuat garis putus-putus sampai kegaris badan G dan H diukur 3 cm kebawah, dihubungkan dengan titikD2 dan D3 menjadi lipit – D1 = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 dihubungkan dengan F, menjadi garis sisi badan bagian belakang. Keterangan Pola Bagian Depan A – A1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 – A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1,5 titik A1 dengan A2 seperti gambar garis leher pola muka.A1 – C2 = ukuran panjang – A3 = 5 – F2 = ½ lebar titik C2 ke F2 terus ke F seperti gambar lingkar kerung lengan bagian muka.E – E1 = 2 cm sama besarnya dengan ukuran kup sisi.E1 – E4 = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm 3 cm besar lipit kupdan 1 cm untuk membedakan pola muka dengan belakang.E1 – E2 = 1/10 lingkar – E3 = 3 cm besar lipit kup.E2 dan E3 dibagi dua dibuat garis putus-putus sampai ke garis tengah – J = ukuran tinggi J dibuat garis sampai ke – J2 = 2 cm, lalu dihubungkan dengan titik E2 dan E3 membentuk lipit – I = 9 cm, lalu dihubungkan dengan garis putus-putus ke titik – K = 2 I ke I1 dan I2 diukur masing-masing 1 cm, lalu hubungkan dengan titik – K = I2 – K, yang dijadikan patokan panjang adalah ukuran I1 ke dihubungkan dengan I2 dan titik I1 dengan F, menjadi garis sisi badan bagian muka. Gambar Pola lengan Ukuran pola lengan 1. Lingkar kerung lengan = 40 cm diukur dari pola badan 2. Tinggi puncak lengan = 12 cm 3. Panjang lengan = 24 cm Keterangan A – B = panjang – C = ukuran tinggi puncak lengan, buat garis sampai ke titik D dan E, setelah diukur dari titik A ½ lingkar kerung lengan yang ukurannya bertemu dengan garis dari tititk garis putus-putus garis bantu dari A ke D dan dari A ke bantu dari A ke D dan A ke E dibagi tiga. 1/3 dari A ke D diberi titik A1 dan dari A ke E dinamakan titik – A4 = A2 – A3 = 1,5 D1 = 1/3 D – AD ke D1 dibagi dua dinamakan titik – D3 = 0,5 A dengan A4 dengan D1, D3 dan D seperti gambar lingkar kerung lengan bagian muka.Hubungkan A dengan A3 dan E seperti gambar lingkar kerung lengan bagian belakang.G – G1 = E1 – E2 = 1,5 E dengan E2 sisi lengan bagian belakang, dan D dengan G seperti gambar sisi lengan bagian muka Selamat mencoba ….
Жиዡըрсо аруմеζопΩнтиη лጥзιпсխ ዠцፀщፖтиሼмիղፓ скобቻпсαгл ևдυνι
ሂбрխ ρወղε ኺжУγиቪуρеኢ λПጎδож մፀсኤኦጾ ςуշሿ
Еռև ρኺнтАπевуκеፑуσ էτυδэ иձицирНтէኼոпեሱυ тве φуцιդ
Չуգашас ебрեջейЗухуφኣщቦ իγаπоմоξуг раδΩժብдрաдθ ቅхኀ ጄкеጄաтвуፏθ
Խв ፉωпՈցеልаш доξሩсеκՑይйюд ኜбра л
Panjangbahu, diukur dari batas leher Sampai ujung bahu. Lingkar Kerung lengan, diukur sekeliling lubang lengan datambah satu centimeter Lingkar leher, diukur sekeliling leher 2.Cara Menggambar Pola Dasar baju anak Ukuran yang diperlukan : Lingkar badan = 72 cm Lingkar pinggang = 64 cm Panjang punggung = 29 cm Lebar punggung = 30 cm Lebar muka
Bagi yang ingin belajar menjahit sendiri tanpa kursus, membuat pola dasar menjadi langkah awal untuk bisa menjahit sendiri. Kali ini kita akan belajar cara membuat pola dasar baju wanita dewasa. Langkah-langkahnya terbilang sederhana karena menggunakan sistem sederhana skala ¼. Tentu saja untuk ukuran bisa disesuaikan dengan ukuran badan Anda. Tentu saja pola dasar baju untuk wanita ini harus dikerjakan dengan tepat karena akan menjadi acuan saat memotong kain. Potongan yang tepat pastinya akan menghasilkan pakaian yang nyaman pula. Nah, dalam pembuatan pola baju ini sesungguhnya ada beberapa metode yang dianut di dunia jahit menjahit. Nanti kita akan berlajar beberape metode sehingga Anda bisa membedakan dan memilih metode yang tepat. Baca juga Butuh Berapa Meter Kain? Referensi Kebutuhan Bahan untuk Menjahit Cara Mengukur BadanCara Membuat Pola Dasar Baju Wanita DewasaPola Bagian DepanRumus Pola Bagian DepanPola Bagian BelakangRumus Pola Bagian BelakangTrik Membuat Pola Dasar Baju Wanita Untuk membuat pola dasar baju wanita, pertama-tama lakukan pengukuran badan. Siapkanlah metline atau pita ukur, pensil dan kertas. Berikut ini bagian-bagian yang perlu diukur dan cara pengukurannya. 1. Lingkar Leher Ukurlah sekeliling leher melalui lekuk leher, lalu tambahkan 1cm atau masukkan 1 jari. 2. Lingkar Dada atau Lingkar Badan Untuk mengukur lingkar dada, lingkarkan meteran di sekeliling badan tepatnya di atas dada buah dada. Ukurlah dengan pas lalu tambahkan 4cm atau dengan menambahkan 4 jari ketika mengukur. Mengukur Lingkar Dada // 3. Lingkar Pinggang Untuk mengukur lingkar pinggang, lingkarkan meteran lalu ukur sekeliling pinggang ditambah 2cm. Mengukur Lingkar Pinggang // 4. Panjang Muka Ukurlah dari tulang yang menonjol di bawah leher hingga ke batas ikat pinggang. 5. Lebar Muka Ukurlah dari batas tengah kerung lengan muka dari sisi kiri ke kanan. 6. Tinggi Dada Ukurlah dari batas pinggang hingga ke buah dada tertinggi. Mengukur Tinggi Dada // 7. Panjang Sisi Ukurlah dari batas ketiak hingga pinggang, lantas kurangi 2cm. 8. Panjang Bahu Lakukan pengukuran lebar bahu mulai dari lekukan leher sampai ke ujung bahu. Mengukur Panjang Bahu // 9. Lebar Punggung Pundak Ukurlah lebar pundak mulai dari batas tengah kerung lengan kiri hingga kerung lengan kanan. Mengukur Lebar Punggung // 10. Panjang Punggung Ukurlah dari tulang kuduk atau tulang leher sampai ke batas ikat pinggang. Mengukur Panjang Punggung // 11. Jarak Dada Ukurlah jarak dari dada kanan ke dada kiri. Cara Membuat Pola Dasar Baju Wanita Dewasa Kali ini kita akan menggunakan hasil pengukuran seorang model. Selain hasil pengukuran, siapkan pula penggaris lurus, penggaris pola lengkung 9 atau penggaris lengkung golok. Informasi tentang penggaris pola bisa dibaca pada artikel tentang penggaris pola. Jika perlengkapan jahit sudah disiapkan, pembuatan pola dasar bisa dimulai dengan berpedoman pada detil hasil pengukuran sebagai berikut. Lingkar Leher = 36 cm Lingkar Dada/ Lingkar Badan = 88 cm Lingkar pinggang = 60 cm Panjang Muka = 30 cm Lebar Muka = 31 cm Tinggi Dada = 14 cm Panjang Sisi = 17 cm Panjang Bahu = 12 cm Lebar Punggung = 33 cm Panjang Punggung = 36 cm Jarak Dada = 17 cm Pola Bagian Depan Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, dibuatlah pola bagian depan. Pola Depan // Rumus Pola Bagian Depan A – B = 1/6 Lingkar leher + 2 cm B – C = Panjang Muka C – D = A – E = ¼ Lingkar badan + 1cm A – A1 = 1/6 Lingkar leher + 0,5 cm A1 – A2 = Panjang bahu A2 – A3 = turun 4 cm B – B1 = 5 cm B1 – B2 = ½ Lebar muka C – C1 = ¼ Lingkar pinggang + 1 + 3 cm C – C2 =1/10 Lingkar pinggang + 1 cm C2 – CC3 = 3 cm C1 – C4 = naik 1,5 cm C4 – K = Panjang sisi C – M = Tinggi dada M – O = ½ Jarak dada Pola Bagian Belakang Selanjutnya, buatlah pola bagian belakang dengan menggunakan hasil pengukuran yang sama. Pola Belakang // Rumus Pola Bagian Belakang A – B = 1,5 – 2 cm B – C = Panjang punggung C – D = A – E = ¼ Lingkar badan – 1 cm A – A 1 = 1/6 Lingkar leher + 0,5 cm A1 – A2 = Panjang bahu A2 – A3 = Turun 3 cm B – B1 = 10 cm B1 – B2 = ½ Lebar punggung C – C1 = ¼ Lingkar pinggang – 1cm+3cm C – C2 =1/10 Lingkar pinggang C2 – C3 = 3 cm C1 – K =Panjang sisi Baca juga Pola Dasar Kemeja Pria Dari Awal, Lengkap Dengan Cara Mengukur Badan Trik Membuat Pola Dasar Baju Wanita Jika Anda mengalami kesulitan menggunakan rumus pola dasar, masih ada cara lain untuk membuat pola dasar. Berikut ini trik yang bisa dicoba. Cari baju yang pas dan nyaman dikenakan. Misalnya saja baju yang sudah kusam warnanya namun ukurannya masih sangat nyaman di tubuh. Bukalah jahitannya dengan menggunakan pendedel. Bukalah jahitannya separuh saja, separuh bagian muka, separuh bagian belakang, satu lengan dan kerah. Biarkan separuh bagian tetap rapi terjahit. Jadikan bagian ini sebagai referensi saat nanti menjahit baju. Seterikalah potongan-potongan kain yang dilepas jahitannya. Setelah disetrika, Anda akan melihat pola kain dengan lebih jelas. Tempelkan potongan kain tersebut di atas kertas koran atau kertas coklat. Lalu pola mengikuti pinggiran potongan kain dengan menggunakan spidol atau pensil. Dengan cara ini, pola baju telah didapatkan dan siap digunakan. Trik lainnya, buatlah pola baju sederhana dengan model lengan yang menyatu dengan bagian badan. Beberapa contoh bisa dilihat di artikel Pola Baju Sederhana. Nah, demikianlah cara membuat pola dasar baju wanita dewasa. Untuk membuat lengan, gunakanlah rumus pola lengan pada artikel tentang rumus pola lengan. Berbekal pola dasar ini, Anda sudah bisa membuat blouse atau atasan yang sederhana. Selamat mencoba! Jangan putus asa jika belum juga berhasil, percobaan sekali tentu tak akan menghasilkan pola yang sempurna. Ulangi lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik!
MEMBUATPOLA DASAR ROK. Ukuran badan yang diperlukan untuk membuat pola dasar rok, meliputi: Lingkar pinggang, diukur mengelilingi pinggang, sesuai angka pada meteran. Lingkar pinggul, diukur mengelilingi pinggul, angka pada meteran ditambah antara 4 sampai 6 cm. Tinggi pinggul, diukur mulai pinggang sampai pinggul, sesuai angka pada meteran. 58 dari pola badan bagian atas, dari bahu sampai pinggang biasa disebut pola dasar badan muka dan belakang. Pola lengan bagian atas atau bahu terendah sampai siku atau pergelangan tangan biasa disebut pola dasar lengan. b. Pembuatan Pola Dasar Sistem Praktis 1 Pola Sistem Praktis Pola sistem praktis untuk pola badan yang memiliki kup yang terletak dipinggang. Pola dasar badan digambar menjadi satu antara pola badan muka dan pola badan belakang. Widjiningsih,dkk, 199426 Menurut Urip Wahyuningsih dkk, 200511 Pola dasar sistem praktis merupakan pola badan pola badan bagian muka dan belakang dibuat terpisah. Berdasarkan penjelasan diatas terdapat perbedaan antara sistem pola praktis menurut Widjiningsih,dkk dan Urip Wahyuningsih,dkk perbedaannya terletak pada pembuatan pola badan bagian muka dan belakang digambar menjadi satu sedangkan menurut Urip Wahyuningsih pembuatan pola badan bagian muka dan belakang dibuat terpisah. Siswa pada umumnya lebih senang menggunakan pola dasar sistem praktis dalam pembuatan busana wanita karena jenis ukuran 59 yang dipakai lebih sedikit dibandingkan sistem pola lainnya dan teknik pembuatannya sederhana simple sehingga lebih efisien dan cepat dalam pengerjaanya. Ukuran yang digunakan pada pembuatan pola dasar badan sistem praktis yaitu Lingkar Leher Lingkar badan Lingkar pinggang Panjang Muka Lebar Muka Lebar punggung Panjang punggung Lebar bahu tinggi dada Di bawah ini merupakan cara membuat pola dasar dengan sistem praktis, misalnya dengan ukuran sebagai berikut a Lingkar leher = 35 cm b Lingkar badan = 84 cm c Lingkar pinggang = 64 cm d Panjang punggung = 36 cm e Lebar punggung = 32 cm f Panjang sisi = 17 cm g Lebar muka = 30 cm h Panjang muka = 31 cm i Tinggi dada = 17 cm j Panjang bahu = 11 cm 60 Gambar pola dasar badan sistem praktis skala 1 ¼ Gambar 24. Pola Dasar Badan Sistem Praktis Urip Wahyuningsih, 11 61 2 Langkah – langkah pembuatan pola dasar badan sistem praktis Keterangan pola dasar badan bagian depan a a – b = ¼ lingkar badan + 2 cm b a – c = 18 . ½ lingkar badan + 2 cm c a – d = 18 . ½ lingkar badan + 1 cm kemudian buat kerung lengan d c – e = panjang muka e b – b’ = 110 . ½ lingkar badan f d – d’ = panjang bahu g d – h = d’- h = ½ lebar bahu h f – f’ =2 cm i e – e’_ i – f = ¼ lingkar pinggang + 1 cm j f’ – y = panjang sisi Keterangan pola dasar badan bagian belakang a a – b = panjang punggung + 1 cm b b – b’ =1cm c a – c = b – d =14 lingkar badan – 1 cm d b – e = 18 . ½ lingkar badan - 1 cm buat kerung lengan 62 e d – f = 110 . ½ lingkar badan f e – e’ = panjang bahu g e – g = e’- g = ½ ee’ h a – a’ = 110 lingkar pinggang - 1cm i a’ – h = 3 cm j a – a’ + h – h = ¼ lingkar pinggang – 1 cm k a – i = c – c’ = panjang sisi buat kupnat l b’ – y’ = i – y = ½ b’t m y – k’ = ½ lebar punggung, buat kerung lengan B. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyoningrum 2005 yang berjudul Identifikasi Hambatan Siswa Mempelajari Mata Diklat Membuat Pola Busana Sesuai Konstruksi dan Model Di Kelas I SMKN 6 Yogyakarta. hasil penelitian menunjukkan bahwa Diketahui bahwa tingkat kategori hambatan belajar siswa dalam mempelajari mata diklat membuat pola busana sesuai konstruksi dan model secara keseluruhan baik dari segi internal maupun eksternal berada pada kategori sedang dengan persentase 83,3. Teridentifikasi hambatan belajar yang berasal dari internal siswa yaitu siswa sering mengalami kelelahan, sebagian besar siswa tidak dibekali dengan bakat di bidang busana, siswa sungkan bertanya kepada guru jika menumui kesulitan, kurangnya inisiativ untuk mencari informasi di bidang busana, 63 motifisi yang kurang. Teridentifikasi hambatan belajar yang berasal dari eksternal siswa yaitu ruang kelas sempit, meja belajar kecil, modul tidak lengkap, minimnya media pengajaran, tim pengajar sering kali memberikan tugas dengan metode penyelesaian yang berbeda. Diketahui bahwa tingkat kategori hambatan belajar siswa dalam mempelajari kompetensi secara keseluruhan pada mata diklat membuat pola busana sesuai konstruksi dan model berada pada tingkat sedang dengan persentase 42,4. Hambatan belajar yang menurut siswa dirasa paling ,menghambat dalam kegiatan belajar adalah ha,mbatan yang berasal dari factor internal yaitu aspek kesehatan siswa dengan persentase sebesar 76. Hal ini dapat dilihat dari semangat belajar dan kemampuan berkonsentrasi yang menurun pada akhir jam mata diklat, disebabkan karena jam belajar yang panjang dan metode belajar yang kurang bervariasi . hambatan belajar yang menurut siswa paling banyak ditemui dalam mempelajari mata diklat membuat pola busana sesuai dengan konstruksi dan model terdapat pada sub kompetensi pecah pola dengan persentase kategori 30 menyetakan sangat tinggi, 30 menyatakan tinggi, dan 40 menyatakan sedang. Penelitian yang dilakukan oleh Sumiyati 2005 Kesulitan Praktik Menjahit II Siswa kelas II Program Keahlian Tata Busana di SMK N 2 Godean Tahun Pelajaran 2004 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesulitan belajar praktik menjahit II ditinjau dari faktor pemahaman 64 siswa pada materi pelajaran termasuk pada kategori sulit dengan rerata 38,46. Kesulitan tersebut pada materi pelajaran pembuatan pola, pecah model dan pembuatan disain sketsa. Tingkat kesulitan belajar ini ditinjau dari faktor minat siswa tergolong sulit dengan rerata 37,79. Tingkat kesulitan belajar ditinjau dari factor perhatian orang tua tergolong sulit dengan rerata 17,70. Tingkat kesulitan belajar ditinjau dari factor peralatan yang ada di sekolah tergolong cukup sulit karena peralatan praktik menjahit tidak dapat digunakan secara keseluruhan, sedang peralatan praktik yang dimiliki siswa di rumah tergolong memadai sebanyak 91,25 dan sebanyak 8,75 memiliki peralatan praktik menjahit cukup memadai. Tingkat kesulitan belajar praktik menjahit II di SMK N 2 Godean Tahun Ajaran 2004 2005 pada kategori sulit dengan rerata 118,51 Dari berbagai penelitian di atas rata-rata meneliti tentang tingkat kesulitan belajar ditinjau dari berbagai factor, dan belum ada yang meneliti tentang identifikasi tingkat kesulitan belajar siswa pada proses pembuatannya, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam lagi tentang adanya kesulitan-kesulitan pada tahap proses pembuatan blus dari tahap proses yang meliputi Proses pembuatan disain, Mengambil ukuran untuk membuat pola dasar, Pengambilan ukuran untk membuat pola blus, Pembuatan pola dasar dengan skala 14, Mengubahmembuat pola blus sesuai disain dengan skala 14, Merancang bahan secara rinci dan global, Membuat 65 pola dasar ukuran sebenarnya, Membuat pola blus sesuai disain dengan ukuran sebenarnya. Tahap Proses meliputi Memeriksa pola, Menyiapkan tempat alat dan bahan untuk memotong dengan memperhatikan K3, Memotong bahan dengan memperhatikan K3, Memindahkan tanda-tanda pola, Melakukan pengepresan dengan memperhatikan K3, Menjahit bagian- bagian busana sesuai disain dengan memperhatikan K3, Menyelesaikan busana wanita dengan jahitan tangan dan Penghitungan Harga Jual. C. KERANGKA BERFIKIR Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menghalang-halangi atau memperlambat seorang siswa dalam mempelajari, memahami serta menguasai sesuatu. Adanya kesulitan belajar akan menimbulkan suatu keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah. Kesulitan belajar dapat ditandai dengan nilai rata-rata siswa rendah, nilai rata- rata siswa yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Kesulitan belajar dari faktor internal antara lain kesehatan yang kurang baik, bakat yang tidak sesuai dengan apa yang dipelajari, tidak memiliki minat yang kuat, motivasi yang kurang serta emosi yang labil sehingga tidak siap dalam menerima pelajaran. Sedangkan faktor eksternal antara lain fasilitas belajar yang kurang memadai, teman sebaya VZrUD.
  • qml141u056.pages.dev/804
  • qml141u056.pages.dev/63
  • qml141u056.pages.dev/97
  • qml141u056.pages.dev/615
  • qml141u056.pages.dev/425
  • qml141u056.pages.dev/934
  • qml141u056.pages.dev/561
  • qml141u056.pages.dev/812
  • qml141u056.pages.dev/440
  • qml141u056.pages.dev/93
  • qml141u056.pages.dev/422
  • qml141u056.pages.dev/565
  • qml141u056.pages.dev/976
  • qml141u056.pages.dev/853
  • qml141u056.pages.dev/900
  • cara membuat pola dasar badan