Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya
1. Lembah Mandalawangi di dekat Gunung Pangrango, Jawa Barat. Kamu akan melihat hamparan edelweiss di sana. Keindahan bunga ini pernah tertuang dalam puisi Soe Hok Gie
Tak sabar rasanya!Setibanya di sana, kisah dan puisi Soe Hok Gie langsung terngiang di kepala. Tanpa terasa, setitik air mata pun jatuh. Inilah refleksi dari rasa syukur saya berada di satu tempat yang diimpikan. Terimakasih Tuhan atas kesempatan indah ini dan saya pun merindukan Mandalawangi kini.Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan
Terimalah dan hadapilah." kutipan sajak Soe Hok Gie berjudul Mandalawangi-Pangrango yang ditulis tahun 1966. 2. Kata-kata Soe Hok Gie agar menjadi manusia merdeka "Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka" tulis Soe Hok Gie dalam buku Catatan Seorang Demonstran. 3. Jangan takut melangkah
"Sebuah Tanya" “Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa, pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui. Apakah kau masih berbicara selembut dahulu? memintaku minum susu dan tidur yang lelap? sambil membenarkan letak leher kemejaku” (Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih,lembah Mandalawangi, kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram, meresapi
Soe Hok-Gie memang sempat dimakamkan di Tanah Abang, Jakarta sebelum dibawa abunya ke Gunung Pangrango. Mantan wartawan Harian Kompas, Jimmy S. Harianto dalam tulisannya di buku Soe Hok-Gie: Sekali Lagi menulis abu jasad Soe Hok-Gie ditabur di Lembah Mandalawangi. Abu jasad Soe Hok-Gie diantar ke Lembah Mandalawangi oleh 35 orang pendaki yang
UlasBuku#1: Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran. “akhirnya semua akan tiba, pada suatu hari yang biasa, pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui…”. Jumlah Halaman : xxx + 385 hlm. Tak dapat dipungkiri mahasiswa mejadi sorot utama dalam hal mengembangkan dan mengharumkan nama bangsa.
-Soe Hok Gie-Sebuah Tanya. Akhirnya semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa. Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi. Sehari menjelang usianya ke 27 tahun, Soe Hok Gie yang enggan berganti nama menghembuskan nafas terakhir disaksikan sahabat karibnya, Herman Lantang. Catatan Harian Soe Hok Gie: Senin, 22 Januari 1962 'Seorang filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda dan yang tersial adalah hatQju.
  • qml141u056.pages.dev/554
  • qml141u056.pages.dev/537
  • qml141u056.pages.dev/570
  • qml141u056.pages.dev/671
  • qml141u056.pages.dev/177
  • qml141u056.pages.dev/10
  • qml141u056.pages.dev/104
  • qml141u056.pages.dev/949
  • qml141u056.pages.dev/694
  • qml141u056.pages.dev/753
  • qml141u056.pages.dev/941
  • qml141u056.pages.dev/727
  • qml141u056.pages.dev/654
  • qml141u056.pages.dev/857
  • qml141u056.pages.dev/996
  • puisi soe hok gie lembah mandalawangi